Pertama, perlu
adanya redefinisi atas pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme dalam
diri pemuda Indonesia. Kegagalan meredefinisi nilai-nilai nasionalisme telah
menyebabkan hingga kini belum lahir sosok pemuda Indonesia yang dapat menjadi
teladan. Padahal tantangan pemuda saat ini berbeda dengan era tahun 1928 atau
1945. Jika dulu nasionalisme pemuda diarahkan untuk melawan penjajahan, kini
nasionalisme diposisikan secara proporsional dalam menyikapi kepentingan pasar
yang diusung kepentingan global, dan nasionalisme yang diusung untuk kepentingan
negara. Dengan demikian peran orang tua masih sangat mendominasi segala sektor
kehidupan berbangsa dan bernegara.[1]
Orang tua diharapkan
memberi pengajaran tentang arti nilai nasionalisme dan menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mengenalkan kebudayaan setempat, kesenian daerah
beserta alat musik tradisional agar
dapat diwariskan kepada generasi sesudahnya.
Peran
pendidikan yang memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan
juga bela Negara, menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa
pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari senin, memberikan pendidikan
moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif
yang dapat mengancam ketahanan
nasional.
Kedua, dalam perubahan ini setiap komponen
bangsa termasuk pemuda dituntut kontribusinya sesuai kemampuan, kompetensi, dan
profesinya. Pemuda dituntut untuk mengembangkan sikap menjunjang tinggi
nilai-nilai luhur budaya bangsa, sikap keteladanan dan disiplin.
Menempatkan
semangat nasionalisme pada posisi yang benar. Nasionalisme tidak dapat
diartikan secara sempit. Nasionalisme harus didefinisikan sebagai suatu upaya
untuk membangun keunggulan kompetitif, dan tidak lagi didefinisikan sebagai
upaya untuk menutup diri dari pihak asing seperti proteksi atau semangat anti
semua yang berbau asing. Profesionalisme adalah salah satu kata kunci dalam
upaya mendefinisikan makna nasionalisme saat ini. Dengan demikian, nasionalisme
harus dilengkapi dengan sikap profesionalisme.[2]
Peran
pemerintah sangat diupayakan menggalakan berbagai kegiatan yang dapat
meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme, seperti seminar dan pameran
kebudayaan dan lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk
membangun Indonesia agar lebih baik lagi. Pemerintah harus menyelenggarakan di
dunia pendidikan untuk lebih mengenalkan generasi muda saat ini akan pentingnya
menghargai sejarah dan cinta terhadap tanah airnya sendiri. Dan di
sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar harus menerapkan pelajaran akan
pengetahuan berbagai kebudayaan dan meningkatkan nilai pancasila sebagai dasar
negara yang menjadi karakter bangsa Indonesia.
Harga diri bangsa harus dijunjung tinggi, jangan sampai kita sebagai generasi muda tidak mencintai tanah airnya sendiri. Pemuda harus berkepribadian nasional dan berjiwa patriotisme. Pemuda adalah generasi penerus bangsa, pemudai adalah tulang punggung dari keluarga besar bangsa Indonesia. Tanggung jawab yang dibebankan saat ini diharapkan untuk membawa kemajuan bagi Indonesia menjadi unggul dan tetap berpegang teguh pada prinsip dasar negara.
Harga diri bangsa harus dijunjung tinggi, jangan sampai kita sebagai generasi muda tidak mencintai tanah airnya sendiri. Pemuda harus berkepribadian nasional dan berjiwa patriotisme. Pemuda adalah generasi penerus bangsa, pemudai adalah tulang punggung dari keluarga besar bangsa Indonesia. Tanggung jawab yang dibebankan saat ini diharapkan untuk membawa kemajuan bagi Indonesia menjadi unggul dan tetap berpegang teguh pada prinsip dasar negara.
[1] http://www.belanegara.wordpress.com
/2012/12/menumbuhkan-semangat-nasionalisme.html,diakses10:14a.m,250ktober2012.
[2] http://www.belanegara.wordpress.com
/2012/12/menumbuhkan-semangat-nasionalisme.html,diakses10:14a.m,250ktober2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar