“Tarzan
Mencari Tuhan”
Dikisahkan ada seorang anak yang sejak lahir hingga dewasa hidup
dan menjalani kehidupannya di hutan belantara yang jauh dari peradaban manusia.
Hutan yang menjadi rumah pertama ia tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak
manusia. Ada beberapa versi yang mengkisahkan mengapa ia bisa sampai ke hutan.
Versi pertama menjelaskan bahwa ia dilahirkan dari seorang wanita keturunan
Tirani, singkat cerita wanita tersebut meninggalkan anaknya dalam peti, yang
kemudian dilepaskannya ke laut.
Hempasan
gelombang laut dorongan pasanng air laut yang membawa ia sampai pada bibir
pantai di sebuah pulau. Lalu peti yang berisi seorang bayi tadi terdampar dan
masuk ke hutan yang berpohon lebat. Akibat dari hempasan gelombag air yang
tinggi paku pada peti tersebut
terlepas, dan papannya hancur terhempas air di hutan itu. Bayi (Putera Yaqzan)
itu merasakan lapar. Ia menangis, mengerang dan bergerak. Seekor rusa betina
yang kehilangan anaknya (keluar dari sarangnya ketika mendengar suara yang
dikira anaknya.
Kemudian rusa mencari sumber suara itu berasal, membayangkan anaknya.
Sementara bayi menangis, suaranya melengking dari tabut. Rusa merasa iba
kepadanya. Naluri kelembutannya muncul. Ia pun menyusui bayi itu, terus
membesarkan dan mendidiknya, serta melindunginya dari penyakit. Sedangkan
menurut versi yang kedua, kelahiran Hayy dari bumi (secara spontanitas), itu
didasarkan pada pendapat bahwa di perut bumi pulau (Waqwah), ada tanah yang
terolah selama bertahun-tahun, sehingga (unsurnya) yang panas dan dingin,
lembab dan kering, bercampur secara seimbang. Untuk menerangkan proses kejadian
penciptaan manusia. Yaitu, ada selaput protektif (ketuban) yang menutupi semua
tubuh bayi, dan lain sebagainya. Setelah (masa kehamilan dan penciptaan bayi)
sempurna, ketuban itu pecah berupa proses persalinan. Sama seperti tanah yang
sudah kering, lalu pecah dan retak.
Kedua versi tersebut sependapat berkata bahwa rusalah yang memelihara (Hayy
bin Yaqzan) selayaknya seorang ibu yang merawat anaknya. Ia memberinya susu
tubuhnya menjadi gemuk dan air susunya segar mengguyur. Ia memberi (Hayy)
makanan yang baik. Bayi itu menyukai rusa. Jika rusa terlambat (memberi makan),
Hayy menangis keras sehingga ia datang.
Bersama itu, Hayy tumbuh dan berkembang ke umur tujuh tahun. Ia menemui
kenyataan pahit saat mengetahui rusa yang selama ini merawatnya telah tiada. Ia
berusaha mencari tahu penyebab kematian rusa, ia merobek-robek tubuh rusa dan mengoyak
isinya. Namun, ia merasa bingung atas apa yang dia lakukan yang tidak tahu apa
yang sama sekali tidak menemukan apa yang ia cari. Karena ia tidak tahu
penyebab rusa bisa mati.
Setelah peristiwa itu berlalu Hayy tumbuh dewasa dan mulai meneliti pula
semua benda, yang mati dan yang hidup. Ia melihat, hakekat wujud setiap benda
terdiri dari pengertian kebendaan (al-jasmiyyat) dan pengertian tambahannya,
mungkin satu atau lebih. Tampak, “bentuk-bentuk” berbagai benda dengan segala
perbedaannya. Dan itulah yang pertama-tama ia lihat dari alam ruhani, sebab
“bentuk” tidak bisa dicerap dengan indera, tetapi dengan semacam pemikiran
rasional.
Dari proses meneliti setiap benda kemudian ia berpikir dan mencari hakikat
dari setiap benda tersebut. Setelah mengalami proses yang panjang untuk mencari
hakikat dibalik sebuah benda yang ada di muka bumi maka ia bertemu pada
kesimpulan bahwa yang tergambar secara global di benaknya selama ini, pasti ada
pelaku yang menciptakan segala sesuatu. Selain ia meneliti benda yang ada di
bumi, ia juga melihat benda-benda langit yang menarik perhatiaanya untuk
menelusuri apakah jumlah benda langit ada batasannya.
Kemudian dengan fitrah yang ia miliki, maka ia dapat mengetahui banwa
setiap gerakan seharusnya mesti ada penggeraknya. Dan penggerak itu mungkin
berupa suatu daya kekuatan yang mengalir di dalam sebuah benda atau barangkali
benda dari si penggerak itu sendiri maupun benda lain di luarnya, atau mungkin
daya kekuatan itu bukanlah yang mengalir dan menyebar pada benda tersebut.
Setelah melalui proses yang panjang dalam melihat, semua mawjudat adalah
perbuatan-Nya. Kini ia mengamati kekuasaan sang Pelaku, berdasarkan
pengalamanya. Ia takjub melihat keanehan ciptaan-Nya, kelembutan hikmat-Nya,
dan kecermatan pengetahuan-Nya. Tampak, pada benda-benda paling kecil, apalagi
yang besar, ada jejak hikmat dan keindahan ciptaan darimana timbul segala
ketakjuban.
Pengetahuan Hayy telah sampai ke batas ini, di awal minggu ke lima dari
perkembangannya. Yaitu di saat ia berumur tiga puluh lima tahun. Masalah pelaku
itu telah berkesan mantap dan meyakinkan di hatinya. Hanya (hakekat) Pelaku itu
yang gmenyibukan pikirannya. Dari pengamatan dan pencariannya terhadap segala
ciptaan (mawjudat) ia merasakan ketakjuban yang aneh terhadap dirinya.
Sehingga, setiap kali penglihatannya terbentur pada suatu benda, yang terlihat
olehnya hanyalah jejak ciptaan. Dan ketika itu juga terlintas dan terbayang
dalam pikirannya tentang Pencipta, menggantikan kesan tentang ciptaan itu. Ia
kini sangat merindukan-Nya. Pengetahuan tentang itu telah melekat dan mantap pada
dirinya.
Berdasarkan kisahnya sudah dijelaskan dalam al-qur’an Q.S Az-Zariyat :56
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku’’
Hal demikian merupakan adanya
campur tangan Allah dalam proses pencarian Hayy mengenal Tuhan ang
menciptakannya. Allah memberikan ia petunjuk, bimbingan agar mengenal
bentuk-bentuk ciptaannya yang ada di muka bumi, dan sampailah pada kesimpulan
untuk mengetahui hakikat di balik segala sesuatu yang terjadi ada zat yang Maha
Mengatur.
Ayat Qur’an diatas menjelaskan
bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar